Presiden berjanji menindaklanjuti usulan MPR ini, akan ada lembaga pelaksana penataran
Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) meminta pemerintah membentuk lembaga untuk kembali menanamkan nilai-nilai Pancasila karena MPR sendiri merasa sudah tak mampu mengemban tugas tersebut.
"Diperlukan badan yang akan menerangkan Pancasila sampai ke bawah," kata Ketua MPR Taufiq Kiemas. "Sebab, dengan kurang lebih 690 anggota MPR, kami merasa tidak sanggup kalau itu diteruskan, kalau tidak ada bantuan eksekutif," kata Taufiq usai bertemu dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di kantor presiden, Jakarta, Kamis 21 April 2011.
Menurut Kiemas, terkikisnya nilai-nilai Pancasila dari masyarakat menyebabkan terjadinya terorisme, radikalisme, dan kekerasan
horizontal. "Dan MPR juga sama dengan Presiden, masalah ini tidak bisa didiamkan. Kita hanya bisa melawan dengan ideologi dan kebhinnekaan. Tanpa itu kita tidak bisa melawan kekerasan horisontal, radikalisme, dan terorisme itu tadi," kata dia.
Sementara itu, anggota MPR yang juga hadir dalam pertemuan itu, Lukman Hakim Saifudin menambahkan lembaga yang diusulkan itu harus berada di bawah eksekutif. Namun, pola penanaman nilai-nilai Pancasila itu tidak menggunakan pola yang dipakai oleh Orde Baru.
"Tidak yang doktriner, yang selalu datang dari pemerintah. Kita bisa lakukan dengan cara lain. Cara inilah yang harus dipikirkan lembaga yang akan dibentuk itu."
Menurut Lukman, sebuah lembaga yang memiliki tugas dan wewenang khusus sangat diperlukan dalam proses internalisasi nilai-nilai Pancasila. "Dengan pelembagaan ini, kami berharap proses bottom up, menumbuhkan kesadaran dari bawah, bisa lebih akseleratif, bisa dipercepat sekaligus lebih implementatif."
Menurut dia, SBY pun telah sepaham dan menyetujui usulan MPR tersebut. "Beliau (SBY) menjanjikan dalam waktu yang cepat akan menindaklanjuti usulan ini," kata dia.
MPR, kata Lukman, juga mengundang SBY dan mantan Presiden lainnya dalam peringatan Hari Pancasila pada 1 Juni mendatang. MPR juga meminta SBY menyampaikan pidato kenegaraannya.
"Ini dimaksudkan untuk menyegarkan ingatan anak bangsa, melakukan revitalisasi dan reaktualisasi nilai-nilai Pancasila yang sekarang kita rasakan mulai disadari atau tidak semakin tercerabut dari diri kita yang memiliki nilai luhur kebudayaan," kata Lukman.. (Sumber: vivanews.com)
"Diperlukan badan yang akan menerangkan Pancasila sampai ke bawah," kata Ketua MPR Taufiq Kiemas. "Sebab, dengan kurang lebih 690 anggota MPR, kami merasa tidak sanggup kalau itu diteruskan, kalau tidak ada bantuan eksekutif," kata Taufiq usai bertemu dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di kantor presiden, Jakarta, Kamis 21 April 2011.
Menurut Kiemas, terkikisnya nilai-nilai Pancasila dari masyarakat menyebabkan terjadinya terorisme, radikalisme, dan kekerasan
horizontal. "Dan MPR juga sama dengan Presiden, masalah ini tidak bisa didiamkan. Kita hanya bisa melawan dengan ideologi dan kebhinnekaan. Tanpa itu kita tidak bisa melawan kekerasan horisontal, radikalisme, dan terorisme itu tadi," kata dia.
Sementara itu, anggota MPR yang juga hadir dalam pertemuan itu, Lukman Hakim Saifudin menambahkan lembaga yang diusulkan itu harus berada di bawah eksekutif. Namun, pola penanaman nilai-nilai Pancasila itu tidak menggunakan pola yang dipakai oleh Orde Baru.
"Tidak yang doktriner, yang selalu datang dari pemerintah. Kita bisa lakukan dengan cara lain. Cara inilah yang harus dipikirkan lembaga yang akan dibentuk itu."
Menurut Lukman, sebuah lembaga yang memiliki tugas dan wewenang khusus sangat diperlukan dalam proses internalisasi nilai-nilai Pancasila. "Dengan pelembagaan ini, kami berharap proses bottom up, menumbuhkan kesadaran dari bawah, bisa lebih akseleratif, bisa dipercepat sekaligus lebih implementatif."
Menurut dia, SBY pun telah sepaham dan menyetujui usulan MPR tersebut. "Beliau (SBY) menjanjikan dalam waktu yang cepat akan menindaklanjuti usulan ini," kata dia.
MPR, kata Lukman, juga mengundang SBY dan mantan Presiden lainnya dalam peringatan Hari Pancasila pada 1 Juni mendatang. MPR juga meminta SBY menyampaikan pidato kenegaraannya.
"Ini dimaksudkan untuk menyegarkan ingatan anak bangsa, melakukan revitalisasi dan reaktualisasi nilai-nilai Pancasila yang sekarang kita rasakan mulai disadari atau tidak semakin tercerabut dari diri kita yang memiliki nilai luhur kebudayaan," kata Lukman.. (Sumber: vivanews.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar