BERITA ONLINE

Rabu, 01 Juni 2011

Diusulkan, Kementerian Agama dan Pancasila

Presiden diminta untuk menetapkan tanggal 1 Juni sebagai Hari Lahir Pancasila. 

Kontroversi mengemuka jelang peringatan 110 tahun kelahiran Soekarno: apakah ia lahir di Blitar atau Surabaya.

Terkait itu, sejarawan Asvi Marwan Adam mengatakan, ada yang lebih penting ketimbang di mana persisnya Soekarno lahir. Apa itu? "Yang lebih penting 1 Juni kelahiran Pancasila," kata dia kepada VIVAnews.com, Selasa 31 Mei 2011.

Untuk diketahui, jelang peringatan hari lahirnya, pemerintah berniat merevitalisasi Pancasila. Salah satu caranya, Ketua MPR, Taufiq Kiemas menyatakan Pendidikan Pancasila akan dimasukkan lagi ke kurikulum pelajaran sekolah.

Menurut Asvi, pemerintah tak boleh setengah hati menyosialisasikan Pancasila. "Kenyataannya setengah hati, lembaga tinggi negara baru membentuk komisi," kata dia.

Mestinya, tambah dia, Pancasila ditangani oleh lembaga setingkat departemen. Namun, tak perlu sampai membentuk yang baru yang membutuhkan dana besar. Tapi, "melalui departemen yang ada yakni Departemen Agama dan Pancasila. Kelihatannya agama dan Pancasila dua hal yang berbeda, tapi saling melengkapi," tambah dia.

Langkah ke dua, Presiden diminta untuk menetapkan tanggal 1 Juni sebagai Hari Lahir Pancasila. "Harusnya ada Kepres yang memutuskan 1 Juni sebagai Hari Lahir Pancasila. Seperti halnya 18 Agustus yang ditetapkan jadi Hari Konstitusi," tambah dia.

Menurut Asvi, ini aneh, pemerintah justru menetapkan hari lahir UUD 45, bukannya Pancasila yang menjiwainya. "Masih ada diskriminasi terhadap Pancasila, belum diakui, pemerintah masih setengah hati." (sumber:  VIVAnews)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar