BERITA ONLINE

Rabu, 01 Juni 2011

Jangan terjebak doktrinasi Pancasila tanpa amalan

Pendiri Maarif Institute, Ahmad Syafii Maarif mengimbau, masyarakat jangan terjebak pada doktrinasi Pancasila tanpa dibarengi amalan. Pernyataan itu menanggapi wacana dihidupkannya kembali mata pelajaran Pendidikan Pancasila bagi siswa sekolah.

"Usulan itu penting, tetapi yang lebih mendasar adalah bagaimana kita memberi contoh yang baik untuk generasi muda. Teks Pancasila harus jadi perilaku toleran, anti kekerasan, dan menjunjung tinggi keadaban," kata Syafii Maarif, dalam siaran pers di Jakarta, Rabu (1/6).

Untuk proses ke arah tersebut, Maarif Institute memprakarsai sebuah program penguatan kesadaran warga negara di sekolah-sekolah umum tingkat atas (SMAN) di empat daerah, yaitu Kabupaten Pandeglang, Kabupaten Cianjur, Kota Jogjakarta, dan Kota Surakarta. Kegiatan ini mulai bergulir bulan Juni ini. 

Sementara itu, Direktur Eksekutif Maarif Institute, Fajar Riza Ul Haq, mengatakan, melalui program tersebut pihaknya ingin menandai bulan kelahiran Pancasila ini dengan langkah kecil menginternalisasi nilai-nilai toleransi, keterbukaan, anti kekerasan di kalangan siswa-siswa sekolah.  

"Salah satu agenda strategis jangka panjang untuk membumikan Pancasila di kalangan generasi muda adalah melalui bidang pendidikan. Terlebih, beberapa survei terakhir menemukan bahwa sekolah-sekolah umum telah mengalami disorientasi seiring dengan suburnya pandangan keagamaan eksklusif, anti keberagaman dan intoleran," kata dia.  

Menurut dia, tidak hadirnya negara dalam berbagai krisis kebangsaan hari ini telah memicu arus kebangkitan kembali semangat berpancasila dalam tata kehidupan bernegara.

Resonansi semangat "kembali kepada Pancasila" yang digulirkan MPR dan kelompok-kelompok sipil, termasuk tokoh lintas agama, telah menjadi topik terpenting perbincangan publik belakangan ini. (sumer:primaironline.com)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar